5 Lagu Favorit ku di 2018
- Man Upon The Hill - Stars and Rabbit
Dari sekian lagu yang sering ku dengar. Lagu ini adalah mostly ku putar di playlistku, semenjak beberapa bulan lalu mengetahui nya dari teman dunia maya yang pernah punya mimpi melanjutkan study ke Groningen. Semangat ngerjain skripsi nya hehe. Terlepas dari ada bagian lirik yang secara ga langsung (eh kayanya langsung sih) membuat orang berpikiran yg “wik wik skidipappap” , lagu ini sukses bikin aku merinding meresapinya walau udah sering diputar. Biasanya lagu yang disuka kalo udah sering diputar itu feel nya berasa jadi biasa aja. Tapi di lagu ini lain ceritanya hehe. Suara Elda yang khas dan lirik yang sarat makna buat aku tanpa pikir panjang buat ngasih urutan pertama.
“ And we danced in the room
Grew our heart a bloom
I stopped right there
You've found a new home
And I should be happy… “
- Stay Alive - Jose Gonzalez
Jujur lagu ini sudah klasik buat dibahas, soalnya pernah kutulis di salah satu blog ku kala itu. Aku udah lupa kapan tau lagu ini. Mungkin sekitar kelas 1 atau 2 SMA, 4-5 tahun yang lalu. Ponsel berganti, tapi lagu ini tidak. Selalu ada di ponsel mana saja yang ku pakai. Stay Alive, The Secret life of Walter Mitty, Iceland, Fotografi, dan aku sendiri saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Lagu yang cocok ke semua kondisi tapi aku biasanya dengerin ditengah perjalanan. Dari sini aku mulai suka musik2 aliran seperti ini.
- Sampai Jadi Debu - Banda Neira
Band yang dulu pernah ada lalu bubar dan kini melegenda ( mereka ga mau disebut duo padahal personilnya hanya dua). Lagu apapun itu suara Rara Sekar dan Ananda Badudu punya tanda pengenalnya tersendiri di telingaku. Banda Neira diambil dari sebuah pulau di daerah Timur Indonesia. Seingat gw Sutan Syahrir dan Bung Hatta pernah diasingkan disini. Dan Pramoedya Ananta Toer pun pernah menuliskan tentang Banda Neira pada bukunya. Kembali ke lagu ini, intro yang panjang namun dentingan suara piano yang mengalun indah membuat lagu ini banyak dijadiin playlist lagu sebelum tidur oleh pendengarnya. Eh gak menutup kemungkinan lo buat lagu pengiring galau disudutan kamar seraya diiringin sayup-sayup rintik hujan diatas genteng hehe. Yang suka musik indie Indonesia rata-rata udah pada tau dah lagu ini, karena emang easy listening buat didengerin.
- Hoppipolla - Sigur Ros
Walau lirik nya ga tau artinya apa tapi lagu ini punya daya magis buat aku semangat. “Hoppipolla” mungkin dalam bahasa Inggris nya adalah “Happiness” . Sampai ada temen main game yang punya tatto bertuliskan Hopippolla dilengannya sangking dia suka dengan lagu ini. Awalnya aku gatau kalau Vokalisnya adalah si Jonsi. Soalnya dulu suka dengerin lagu Grow Till Tall - Jonsi, lagu yang ku denger waktu summit ke puncak Gunung Marapi untuk pertama kalinya. Hoppipolla ini juga jadi Ost di film We bought a Zoo. Film yang diperankan Scarllet Johansson ( paras dan suara doi gacor abis wkwk) . Nah dari lagu ini jadi suka musik di beberapa album Sigur Ros. Dan semoga mereka konser lagi di Indonesia tapi ditempat terbuka seperti di pegunungan layaknya konsep konser di film dokumenter mereka; Heima di Islandia.
- Wake up, Iris !
Last but not least, Wake up, Iris ! Adalah band yang cukup spesial bagiku di tahun 2018. Pertama kali tau musik ini di saat nonton langsung konser road tour nya aku jadi jatuh hati dengan musik mereka. Konser Wake up, Iris ! tak seramai konser Fourtwnty di Pekanbaru kala itu. Namun menjadi hal yang menarik, karena aku merasa eksklusif mendengarkan musik mereka. #antimainstreammainstreamclub hehe. Baru pertama kali pula denger musik aliran seperti ini aku pikir ini bisa jadi genre baru (cmiiw) . Mereka punya pendengar nya tersendiri, jumlah fans hanyalah angka. Yang terpenting mereka mengerjakan apa yang mereka sukai. Bie Paksi dan Vania berhasil buat aku tidak memberi judul apapun pada list diatas karena seluruh lagu pada albumnya berhasil buat “eargasm” mendengarnya
Sebenarnya banyak lagu lain yang sering didenger juga, cuma bakalan kepanjangan kalau ditulis semua nya. Seperti lagu Sparkle dari Radwimps, Coldplay, dan masih banyak lagi.
And that’s all for 2018. See you in 2019.
Pekanbaru
03:45 , 30 Desember 2018
Comments