Razia Rambut dan Pendidikan

Gak kerasa tahun udah berganti, ini kali pertama gue ngeblog lagi ditahun 2015. Udah lama gue gak posting lagi karena berbagai kesibukan gue akhir-akhir ini. Gue sekarang udah kelas 2 SMA. Gue harus fokus untuk bisa naik kelas 3. Ya gue sebagai siswa yang diharuskan mengambil kurikulum 2013, merasa kesulitan terhadap aspek-aspek penilaian yang ada. Gak cuma gue yang doang. Menurut gue kurikulum 2013 masih menyulitkan siswa.

Kemarin, adalah hari Monster day (monday) bagi para siswa. Mengapa? Karena dihari itu dituntut untuk siap datang kesekolah untuk upacara tanpa tinggal apapun dan telat. Gue kena diperaturan kedua, ya telat datang. Sial nya gue gak bisa lolos dari hukuman. Dan kebetulan saat itu rambut gue relatif panjang. "Rambut kamu panjang ini, besok dipangkas ya" kata guru gue. Gue cuma bisa mengiyakan aja. 

Tapi setelah itu guru yang ngomong ke gue tadi datang lagi ke gue sambil bawa gunting. Gue yakin pasti gue dapat bagiannya. Dan hal yang gue yakinin pun terjadi. "Kenapa rambut kamu panjang gak dipangkas?" kata guru gue yang menanyakan hal itu berulang kali, sambil memotong rambut gue dengan guntingnya. Gue hanya bisa diam dan menatap kosong kearah wajah guru yang telah memotong rambut gue. Banyak rambut yang beterbangan dihadapan gue. Dan gue disuruh untuk memungut rambut gue yang beterbangan tadi *miris*

Gak lama, upacara bendera selesai. Gue langsung bergegas ke kelas. Anak SMA rambutnya panjang? Biasa. Bukan cuma gue doang. Kadang gue mikir,  udah tau ada Razia Rambut, kenapa gue memanjangkan rambut?
Simpel. Gue gak bisa kalo rambut gue pendek. Kalo rambut gue pendek, Razia Rambut toh tetep adakan. Kena atau gak kena? Tetep aja kan pergi ke tempat pangkas rambut.

Sekalian aja gue panjangin rambut, lagian yang rambutnya panjang di sekolah gue juga banyak, jadi gue bisa lolos dari Razia rambut. Iya bener, kadang gue lolos dari Razia rambut dengan berbagai trik yang gue punya. Tapi tetep aja kan Razia rambut akan selalu ada. Kecuali yang ngerazia Maudy Ayunda, sambil memotong rambut gue dengan main gitar. Gue rela hehe.

Gue pernah dibilang gak rapi sama guru karena rambut gue yang panjang. Beliau bilang " Ngapain kamu punya rambut panjang gitu, memang nya kamu artis apa? "Lalu apakah dengan Razia rambut akan membuat siswa rapi? Enggak, tetep aja dikemudian hari akan ada siswa yang terjaring razia. Ya salah satu nya gue. Gue sering kena razia. Sampai-sampai guru yang ngerazia hapal banget dengan nama gue. Jadi dengan fakta yang terjadi apakah Razia rambut itu efektif? Gak kan.


Menurut gue kerapian dan kedisiplinan gak cuma dengan rambut aja. Masih banyak hal-hal yang lebih baik diperhatikan ketimbang rambut siswa. Salah apa coba dengan rambut panjang? Memangnya ganggu ya dengan belajar? Gak kan. Kerapian? Masih banyak kok yang perlu diperhatikan selain rambut. Memangnya SMA sekolah militer?

Peraturan sekolah mewajibkan murid untuk memakai seragam yang sama dan gaya rambut 321 yang sama di sekolah. Tapi kalo ulangan jelek, guru-guru pada marah. Kenapa nggak sekalian aja disama ratain nilai ulangannya? Itu kan maunya? Einstein pernah bilang, "Jika kamu menilai ikan dari caranya memanjat pohon, ikan itu akan selamanya merasa dirinya bodoh." Dan... itulah gambaran sistem pendidikan di Indonesia saat ini.


Gue memang cuma seorang pelajar kelas 2 SMA yang nggak suka sama Razia rambut,tau apa gue soal pendidikan di Indonesia? Ya, nggak terlalu banyak. Tapi yang gue tau, setiap orang itu punya minat dan kepribadiannya masing-masing. Masalah rambut itu adalah hak setiap manusia. Ada yang suka rambut panjang ada yang pendek. Gaya rambut juga sesuai dengan bentuk wajah setiap murid. Jadi itu tergantung kreativitas murid dengan rambutnya. Menurut gue nggak adil aja. Kalo terus dipaksain, sekolah itu udah kayak tempat pembunuh kreativitas. Serem banget.

Guru juga berperan penting sih buat membentuk karakter seorang murid. Walaupun gitu, jangan terlalu nurut juga sama guru. Kalo menurut lu itu salah dan nggak sesuai, lu punya hak kok buat nggak ngelakuin apa yang disuruh guru.

Kalo disuruh milih, gue mendingan hancur di sekolah tapi sukses di luar ketimbang di sekolah sukses tapi di luar hancur. Kerapian gak cuma hanya rambut aja kerapian sekolah juga. Belajar itu nggak hanya di sekolah. Dari sekitar, gue bahkan bisa belajar lebih banyak. Gue bukanlah seorang murid yang hidup untuk belajar. 


Gue belajar untuk hidup.

Inspired by kevin


Comments

Unknown said…
belajar dari pengalaman,pas buat para pelajar
continue to work and inspire young couple Indonesian
otot santoso said…
Akhir nya ada juga yang mau maunya baca + comment tulisan gue , yeah after 3,5 years i writing on blogger you are the first comment i have on my blog. congrats nggi haha. Momen ini wajib dicatat di rekor Muri Indonesia hahaha. Semoga tulisan gue ini dapat bermanfaat buat para pelajar. #SALAMPELAJARINDONESIA